v Biografi
Syamsuddin al-Sumatrani adalah salah satu sufi Nusantara yang
sering juga disebut Syamsuddin Pasai. Nama lengkapnya adalah al-Syaikh
Syamsuddin ibn Abdullah al-Sumatrani. Ia berasal dari Sumatera, yang pada saat
itu dikenal dengan nama Samudra Pasai. Ia hidup pada masa kerajaan Aceh
Darussalam di bawah rezim Raja Iskandar Muda (1607-1636 M).
Beliau adalah
penerus ajaran wujûdiyyah Hamzah Fansuri, yang pada akhirnya
ajaran-ajaran beliau ditentang keras oleh Syaikh Nuruddin al-Raniri yang hidup
pada masa rezim Raja Iskandar Tsani (1636-1641 M). tidak banyak refrensi yang
mengetahui kapan beliau lahir dan wafat. Diperkirakan beliau lahir antara tahun
1575-1630 M. Sedangkan wafatnya beliau diperkirakan pada saat kekalahan pasukan
Aceh melawan Malaka, yaitu, 12 Rajab 1039 H atau bertepatan dengan 24 Februari
1630 M.
v Pokok – pokok ajaran
Tauhid adalah ajaran pokok Syaikh Syamsuddin, yaitu tentang wujud
Tuhan yang satu. Beliau merupakan penganut paham wahdat al-wujûd dan
dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka kaum wujûdiyyah yang ada di
Aceh. Beliau mengatakan bahwa tidak ada (sesuatu pun) dalam wujud kecuali
Tuhan. Pandangan tidak ada mawjûd selain Tuhan dalam pengajaran Syaikh
Syamsuddin ini disebut dengan ajaran tauhid murni atau tauhid hakiki (al-tawhîd
al-khâlis).
Seperti halnya Ibn ‘Arabi, pemahaman mengenai mawjûd selain
Tuhan, menekankan pemaduan antara tanzîh dan tasybîh Tuhan.
Dilihat dari sisi tanzih, Tuhan harus disucikan dari kesetaraan atau
kesamaan penuh dengan alam ciptaannya. Tuhan jelas berbeda dengan alam karena
Tuhan adalah Zat Mutlak yang tidak terbatas yang berada di luar alam yang nisbi
ini. Sedangkan dari sisi tasybihnya, harus diyakini bahwa adanya
kemiripan yang tidak penuh antara Tuhan dan ciptaan-Nya. dengan kata lain Tuhan
adalah identik, atau lebih tepat serupa dan satu dengan alam walaupun keduanya
tidak setara karena segala sesuatu selain Tuhan tidak ada pada dirinya sendiri,
ia hanya ada sejauh memanifestasikan wujud Tuhan.
Pemikiran tasawuf dari Syaikh Syamsuddin yang berkaitan dengan
Tuhan dan alam adalah tentang martabat tujuh. Ketujuh martabat itu adalah
martabat ahâdiyyah, martabat wahdah, martabat wâhidiyyah,
martabat âlam al-arwâh, martabat âlam al-mîtsâl, martabat âlam
al-‘ajsâm dan martabat âlam al-‘insân.
0 komentar:
Posting Komentar