Membangun Negara Melalui Ujian Nasional
Oleh Daqoiqul Misbah
Ujian Nasional (UN) selama ini memang menjadi momok yang menakutkan bagi siswa/siswi
yang sedang menginjak tahun ajaran akhir. Pasalnya, mereka dituntut dan dipaksa
untuk bisa lulus dalam Ujian Negara tersebut. Dan ketika mereka tidak lulus
mereka harus mengulang ujian tersebut tahun depannya lagi. Tetapi, ini bukanlah
suatu tindakan yang harus dihindari dan tidak dilaksanakan.
Ya, memang itulah
kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah selama ini. Pemerintah bertujuan
dengan adanya UN tersebut bisa menciptakan kader-kader muda yang lebih
berkualitas. Yaitu dengan mengadakan Ujian Negara yang soal-soalnya standar
Nasional bahkan kalau memungkinkan memakai standar Internasional.
Sebenarnya, UN memiliki dampak yang sangat positif bagi kemajuan Negara
kita Indonesia .
Hal ini bisa kita lihat melalui jangka panjang bukan jangka pendek. Kesalahan
kita adalah memandang hal ini dengan jangka pendek. Memang, banyak siswa/siswi
mengalami depresi ketika mereka dihadapkan pada masalah UN. Yang lebih tragis
adalah misalkan ada siswa/siswi yang sangat pandai dan selalu menjadi bintang
kelas akhirnya tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi gara-gara
tidak lulus ujian. Hal ini lah yang sering dikatakan banyak orang sebagai
pembunuhan karakter.
Pembunuhan karakter jangka pendek. Ya, kata itulah yang tepat untuk
menjawab statement diatas. artinya, kita harus lebih giat lagi dari yang
sebelumnya. Inilah yang sebenarnya ditekankan pemerintah dalam UN tersebut.
Kita harus lebih giat belajar dan berlatih agar apa yang kita impikan dan
cita-citakan bisa terwujud.
Dalam buku yang pernah populer berjudul Megatrends 2000, futurolog John
Naisbitt dan Patricia Abrudene yang memberikan sedikit wejangan kepada kita,
yaitu, di hadapan kita terbentang dasawarsa terpenting dalam sejarah peradaban,
suatu periode inovasi teknologi yang mempesona, peluang ekonomi yang tidak
pernah terjadi sebelumnya yang memaksa kita untuk memeriksa kembali diri kita.
Berangkat dari itu, kita harus mempunyai skill untuk bisa melawan badai
teknologi yang lebih modern ini. Skill yang digunakan minimal berdasarkan
standar kelulusan yang ditetapkan pemerintah. Tentu saja kita harus pandai dan
berani bersaing dengan yang lainnya. Disinilah peran UN, yang sebenarnya bisa
menjadikan seseorang untuk lebih giat dan berlatih terus. Tetapi kelemahan kita
adalah sering merasa puas dengan hasil yang telah diperoleh.
Memang ketika berbicara masalah UN
pasti timbul pertentangan. Seharusnya kita jangan semakin mempersulit masalah
ini, tetapi kita bersama-sama fokus dalam pembentukan UN yang lebih maju dan
dapat dipercaya. Dengan membentuk UN yang semakin maju dan dapat dipercaya ini
pasti kader-kader yang dihasilkan juga akan lebih baik dari yang sebelumnya.
Pemerintah juga harus lebih ketat dalam mengawasi jalannya UN. Mulai dari
pengawasan pembuatan soal, distribusi soal, dan pastikan kalau soal jatuh ke
tangan yang benar, agar soal benar-benar steril dari kelompok yang tidak
bertanggungjawab. Dengan demikian, UN akan lebih kredibel dan bukan menjadi
momok yang menakutkan lagi.
0 komentar:
Posting Komentar