Menjadikan pembaca semakin cerdas dan bermutu.

Senin, 09 April 2012

MENGISI KEBANGKITAN NASIONAL DENGAN MEMBACA

Oleh: Daqoiqul Misbah


Tahukah anda bahwa tanggal 17 Mei adalah Hari Buku Nasional? Tampaknya peringatan hari buku ini belum begitu familiar dikalangan masyarakat. Hal ini disebabkan minat pembaca buku semakin lama mulai pudar dan usang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Banyak yang bilang bahwa membaca buku hanya membuat orang mengantuk, jenuh, pusing, serta buku tidak se-menarik alat visual dan digital seperti televisi, handpone atau blackberry. Hal inilah yang nampaknya jadi pemicu kenapa tradisi membaca buku masih belum diminati. Terbukti di setiap sudut perpustakaan baik yang ada di sekolahan maupun universitas kerap kali terlihat sepi, dan kalaupun ramai itu hanyalah tuntutan akademis belaka.
Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar telah mencanangkan bahwa tanggal 17 Mei adalah Hari Buku Nasional, karena ia ingin memacu minat baca masyarakat Indonesia sekaligus menaikkan penjualan buku. Tetapi beberapa bulan terakhir terdengar kabar bahwa peringatan Hari Buku Nasional diganti pada tanggal 21 Mei, mungkin agar beriringan dengan Hari Kebangkitan Nasional yaitu tanggal 20 Mei.
“Buku adalah jendela dunia” suatu pepatah yang kerap kali muncul di telinga kita. Namun hal ini belum bisa mengubah masyarakat Indonesia untuk melahap buku-buku yang ada, seperti halnya masyarakat Jepang, Amerika, Korea, dan Negara-negara lainnya. Bagi mereka membaca buku tak ubahnya seperti makan camilan yang dibawa ke mana-mana. Itulah mengapa mereka lebih maju dibandingkan Negara kita, karena mereka tidak pernah merasa puas untuk selalu terus membaca meskipun kemajuan telah dicapai. Oleh karena itu, buku sering disebut sebagai jendela peradaban dan bukan hanya sebatas pengantar tidur.
Masyarakat Indonesia maksimal satu hari membaca buku hanya empat jam, butuh dua kali lipat untuk bisa sama dengan masyarakat di Negara-negara maju. Sungguh riskan sekali kita sebagai mahasiswa yang katanya sebagai kaum intelektual tetapi tidak ramah terhadap buku bahkan jarang untuk membaca buku.
Adalah tugas kita bersama untuk bisa menciptakan lingkungan dan tradisi gila membaca, karena masalah ini berada di pundak kita semua. Mulai dari orang tua, guru di sekolah maupun pemerintah yang memiliki kekuasaan dan wewenang untuk mengeluarkan kebijakan. Lebih baik kita mengisi hari kebangkitan Indonesia dengan membaca buku. Semoga dengan adanya Hari Buku Nasional tersebut, masyarakat Indonesia khususnya kaum akademis akan lebih sadar terhadap pentingnya membaca buku, karena dengan begitu kita akan mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan berpikir yang notabene semuanya berujung pada peningkatan kecerdasan.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

© Blogger Kejora, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena