Menjadikan pembaca semakin cerdas dan bermutu.

Sabtu, 14 April 2012

PECUNDANG AGAMA DAN NEGARA

Oleh Daqoiqul Misbah


“Kafir kamu”. Kira-kira seperti Itulah pelbagai polemik yang sering terjadi sekarang. Kata ini juga makin populer seiring dengan munculnya banyak aliran yang terjadi di Indonesia. Banyak yang saling mengafirkan antara teman, saudara, bahkan yang lebih parah adalah orang tua sendiri dianggap kafir olehnya. 
Nampaknya semakin lama kata tersebut menjadi kebiasaan oleh sekelompok orang. Padahal, kata tersebut bukanlah kata-kata yang sembarangan boleh diucapkan yang takutnya nanti akan berdampak pada psikologis seseorang.
Sungguh lucu sekali kalau kita hanya bisa mengafirkan orang. Kita semua juga bisa kalau hanya mengafirkan orang, baik yang berilmu maupun yang tidak berilmu. Yang menjadi tugas kita adalah bagaimana mengubah seseorang yang dianggap kafir tersebut bisa kembali lagi ke jalan yang benar dan bukan malah mengklaim seseorang menjadi kafir. Perbuatan seperti itu sungguh menyimpang dari ajaran Islam.
To the poin saja, dewasa ini banyak kasus pemberontakan yang terjadi di Negara kita. Kelompok tersebut ingin Negara kita diubah ke dalam Negara berbasis Islam. Berdirinya kelompok tersebut tak lepas dari sosok Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang berhasil diproklamasikan pada 7 Agustus 1949. kelompok tersebut tak lain adalah Negara Islam Indonesia (NII) yang menginginkan Negara teokrasi dengan Islam sebagai dasar Negara. Artinya, Negara ini haruslah berdasarkan pada hukum Tuhan yang menurut kepercayaan mereka bahwa Tuhan langsung memerintah Negara melalui ajaran Islam yang sudah ada sebelumnya.
Aliran NII semakin lama menjadi besar dan tersebar dimana-mana. Pasalnya, sasaran rekrutmentnya tidak pandang bulu, mulai dari orang tua, mahasiswa, sampai anak baru gede (yang populer disebut ABG). Mereka menarik minat calon korbanya melalui berbagai cara yang sering dikenal dengan metode “cuci otak”. Setiap korban NII selalu dimintai uang dan mereka halal mengambil uang siapa saja termasuk uang orang tuanya. Misalnya sebuah kasus yang terjdi di Surabaya, seorang mahasiswa tertarik ikut NII gara-gara diberikan kebebasan untuk memilih gadis cantik sebagai calon istri. Gadis-gadis cantk itu dapat dilihat saat acara pengajian khusus komunitas NII. Setelah mahasiswa tersebut mengikuti beberapa kali pengajian dan proses cuci otak, akhirnya dia dimintai uang mahar senilai Rp. 1 juta untuk menikahi gadis yang dipilihnya. Karena tidak punya uang, akhirnya ia terpaksa mengambil uang orang tuanya dan mengamen untuk mengumpulkan mahar itu. Semakin lama ia tidak nyaman dengan NII. Selain banyak ajaran yang menyimpang aktivis NII juga sering mendatangi rumahnya untuk menagih uang mahar. Sebelumnya ia ragu ketika mau keluar dari NII, karena anggota NII yang membelot akan dikenai hukum pancung. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan tidak dikenai hukum pancung.
Mau jadi apa negeri ini kalau mereka berhasil mendirikan Negara Islam Indonesia? Mereka mengusung Islam sebagai dasaar Negara dengan hukum tertinggi al-qur’an dan hadits tetapi perbuatan mereka tidak sesuai dengan cara yang mereka lakukan. Memang konsep mereka bagus, tetapi cara yang mereka lakukan belum sesuai. Maka dari itu, banyak tokoh-tokoh Islam yang tidak sependapat dengan mereka. Mantan presiden RI, K.H. Abdurrahman Wahid misalnya. Secara terus terang bahkan mengatakan: “musuh utama saya adalah Islam kanan, yaitu mereka yang menghendaki Indonesia berdasarkan Islam dan menginginkan berlakunya syari’at Islam”. (Republika, 22 September 1998. hal. 2 kolom 5).
Semestinya orang-orang NII harus bisa lebih dewasa dan memperdalam syari’at Islam, bukan malah menjadi pecundang dan sok suci yang mengatasnamakan kelompok Islam. Seakan-akan Islam milik mereka sendiri dan Indonesia yang berlandaskan Pancasila bukanlah Negara Islam menurut kriteria mereka. Orang yang menurut mereka salah dan tidak sesuai dengan ajaran langsung diklaim kafir. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada terhadap NII yang pecundang dan sok suci itu.


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

© Blogger Kejora, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena