Oleh Daqoiqul Misbah*
*Mahasiswa UIN Syarif Jakarta
Ajaran Kristen tentang manusia adalah bahwa manusia diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah (Imago Dei), tetapi manusia telah
memberontak dan selalu akan memberontak kepada Allah. Tujuan penciptaannya
adalah agar manusia dapat bersekutu dengan Allah dan mencerminkan kemuliaan-Nya
di dunia. Tetapi karena manusia berbuat dosa, maka gambar dan rupa Allah
menjadi rusak. Akibatnya Allah tidak mau bersekutu dengan manusia. Kejatuhan manusia
dalam dosa adalah karena manusia menuruti kehendak sendiri. Akibatnya semua manusia
yang lahir dari padanya menjadi ikut berdosa. Kejatuhannya bukan karena rencana
Allah, tetapi merupakan rencana iblis yang disetujui oleh manusia, sebagaimana
dosa Adam dan Hawa dilakukan oleh kemauan mereka sendiri untuk tidak taat pada
Allah. Akhirnya mereka diusir dari Eden (dari persekutuan dengan Allah) dan
semua keturunan mereka di dunia sudah berada di bawah hukuman dosa yang membawa
akibat kematian.
Manusia yang dikehendaki Allah adalah orang yang memandang kepada
Yesus Kristus, karena ia adalah “Gambar Allah” yang sebenarnya. Sebaliknya, orang
yang belum menerima Yesus Kristus sama saja dengan orang yang memiliki gambar
dan rupa Allah yang sudah dirusak oleh dosa.
Menurut keyakinan Protestan, setiap orang yang percaya kepada Yesus
Kristus sudah menjadi ciptaan baru (“manusia baru”). Sebaliknya, manusia di
dalam Adam adalah manusia lama yang menerima hukuman dosa. Cara menjadi manusia
baru adalah dengan “dilahirkan kembali”, yang berarti pemberian hidup kekal
kepada seseorang dari Allah melalui Yesus Kristus, beriman kepadanya, dan
menerimanya sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi. Istilah “kelahiran kembali”
merupakan kata kiasan yang berarti “dilahirkan dari atas”, yaitu diperbaharui
samasekali oleh pekerjaan Roh Kudus. Maksudnya ialah, manusia yang telah mati
oleh dosa dan kesalahannya menjadi hidup kembali sebagai anak Allah, seorang
yang hidup dalam hubungan yang benar dengan Bapanya.[1]
0 komentar:
Posting Komentar