O
Oleh: Daqoiqul Misbah*
*Mahasiswa Aqidah-Filsafat
Sambutan
Prof. Dr. KH. Masdar F. Mas’udi
Dengan tema sekarang bahwa faktanya
bangsa ini merupakan bangsa yang bineka, artinya sekomplek dan seluas yang
mencakup Indonesia. Sering orang mendengar bahwa bukan hanya ada nabi di
Indonesia, tetapi malaikat Jibril pun ada di sini. Ini hanya terjadi di
Indonesia. Untuk mahasiswa pada khususnya hal ini harus segera ditangani. Ada sebuah
fakta bahwa di dunia ini ada sejumlah pelaku besar yang bisa disebut sebagai
kekuatan peradaban. Ada empat kekuatan yang bisa memperkokoh:
1.
Kekuatan
peradaban barat
Barat
jelas mempunyai nilai trasnsenden yaitu Yahudi dan Kristen. Dengan bukti bahwa
mereka saling mendukung dengan bergabungnya kitab suci mereka (perjanjian lama
dan perjanjian baru)
2.
Cina
Sama memiliki
nilai transenden agama. yaitu Budha.
3.
India
Nilai transendennya
adalah agama hindu, meskipun ini masuk dalam agama-agama dunia
4.
Persatuan
orang-orang Islam
Untuk perdamaian
umat Islam ini bisa dibilang masih tertatih-tatih. Kalau diibaratkan kaki meja,
kakinya itu masih patah. Peradaban jika diibaratkan meja bahwa kakinya baru ada
tiga karena kaki yang satu masih patah. Sesungguhnya umat manusia ini menuggu
kapan umat Islam ini bisa kokoh berdiri. Salah satu prolem yang berat adalah
saling menuding bahwa yang lain itu kafir dan sesat. Semua agama itu rentan
berpecah belah. Ini tidak bisa dipungkiri bahwa semua agama itu pasti terdiri
lebih dari satu mahzab. Umat Nasrani pun demikian, bahkan di dalam buku
sekte-sekte agama dijelaskan kalau ada sekitar 3000 aliran/ormas yang ada di
dalam agama tersebut.
Di Kristen sendiri
memang awalnya hanya satu, tetapi pecah menjadi empat sekte. Tetapi setalah itu
baru ada pemurnian yang akhirnya terbentuk aliran protestan. Di dalam Kristen yang
ingin kembali kepada jargon bahwa abaikan Paus, ini juga sempat terjadi. Bahwa semua
harus merujuk kepada kitab suci (Bible). Maka dari itu klaim kebanaran diantara mahzab
terjadi di sana. Karena saling beranggapan bahwa mahzab mereka sendiri yang
paling benar. Maka pada abad ke 17-18 terjadi pertumpahan darah yang sangat
besar di antara kalangan Kristen sendiri. Terbukti hampir sepertiga dari umat
mati terbunuh gara2 mempertahankan pendapat mereka siapa yang paling benar.
Akhirnya semua
orang boleh membaca Bible, Karena menurut tradisi dahulu yang boleh
membaca kitab Bible hanyalah pastur mereka. Tetapi pembolehan membaca kitab
bagi umat Kristen berdampak pada pluralism pemahaman. Hal ini wajar karena
tingkat pemahaman setiap orang berbeda-beda. Akhirnya untuk mendamaikan mereka
semua konflik keagamaan dan politik harus dipisahkan, untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Maka dari itu
perlu adanya kelapangan dada agar kita bisa saling memahami perbedaan tafsir
dan pemahaman. Karena pada dasarnya perbedaan tafsir itu boleh, yang tidak
boleh adalah menuduh orang lain itu salah, kafir dan mengklaim bahwa
pendapatnya yang paling benar. Ini jelas bukan suatu tindakan yang baik, karena
kebenaran sejati hanyalah milik Allah semata. Benar menurut kita belum tentu
benar menurut Allah.
Jadi, Islam
sebenarnya berpotensi untuk berdamai, tetapi karena sekarang masih sibuk dengan
masing-masing maka untuk sementara perdamaian itu masih tertunda.
0 komentar:
Posting Komentar