Menjadikan pembaca semakin cerdas dan bermutu.

Jumat, 18 Mei 2012

“Prospek Dan Problem Persatuan Islam Di Indonesia”


O
Oleh: Daqoiqul Misbah*
*Mahasiswa Aqidah-Filsafat

Sambutan Prof. Dr. KH. Masdar F. Mas’udi

Dengan tema sekarang bahwa faktanya bangsa ini merupakan bangsa yang bineka, artinya sekomplek dan seluas yang mencakup Indonesia. Sering orang mendengar bahwa bukan hanya ada nabi di Indonesia, tetapi malaikat Jibril pun ada di sini. Ini hanya terjadi di Indonesia. Untuk mahasiswa pada khususnya hal ini harus segera ditangani. Ada sebuah fakta bahwa di dunia ini ada sejumlah pelaku besar yang bisa disebut sebagai kekuatan peradaban. Ada empat kekuatan yang bisa memperkokoh:
1.      Kekuatan peradaban barat

      Barat jelas mempunyai nilai trasnsenden yaitu Yahudi dan Kristen. Dengan bukti bahwa mereka saling mendukung dengan bergabungnya kitab suci mereka (perjanjian lama dan perjanjian baru)
2.      Cina
Sama memiliki nilai transenden agama. yaitu Budha.
3.      India
Nilai transendennya adalah agama hindu, meskipun ini masuk dalam agama-agama dunia
4.      Persatuan orang-orang Islam
Untuk perdamaian umat Islam ini bisa dibilang masih tertatih-tatih. Kalau diibaratkan kaki meja, kakinya itu masih patah. Peradaban jika diibaratkan meja bahwa kakinya baru ada tiga karena kaki yang satu masih patah. Sesungguhnya umat manusia ini menuggu kapan umat Islam ini bisa kokoh berdiri. Salah satu prolem yang berat adalah saling menuding bahwa yang lain itu kafir dan sesat. Semua agama itu rentan berpecah belah. Ini tidak bisa dipungkiri bahwa semua agama itu pasti terdiri lebih dari satu mahzab. Umat Nasrani pun demikian, bahkan di dalam buku sekte-sekte agama dijelaskan kalau ada sekitar 3000 aliran/ormas yang ada di dalam agama tersebut.
Di Kristen sendiri memang awalnya hanya satu, tetapi pecah menjadi empat sekte. Tetapi setalah itu baru ada pemurnian yang akhirnya terbentuk aliran protestan. Di dalam Kristen yang ingin kembali kepada jargon bahwa abaikan Paus, ini juga sempat terjadi. Bahwa semua harus merujuk kepada kitab suci (Bible). Maka dari itu klaim kebanaran diantara mahzab terjadi di sana. Karena saling beranggapan bahwa mahzab mereka sendiri yang paling benar. Maka pada abad ke 17-18 terjadi pertumpahan darah yang sangat besar di antara kalangan Kristen sendiri. Terbukti hampir sepertiga dari umat mati terbunuh gara2 mempertahankan pendapat mereka siapa yang paling benar.
Akhirnya semua orang boleh membaca Bible, Karena menurut tradisi dahulu yang boleh membaca kitab Bible hanyalah pastur mereka. Tetapi pembolehan membaca kitab bagi umat Kristen berdampak pada pluralism pemahaman. Hal ini wajar karena tingkat pemahaman setiap orang berbeda-beda. Akhirnya untuk mendamaikan mereka semua konflik keagamaan dan politik harus dipisahkan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Maka dari itu perlu adanya kelapangan dada agar kita bisa saling memahami perbedaan tafsir dan pemahaman. Karena pada dasarnya perbedaan tafsir itu boleh, yang tidak boleh adalah menuduh orang lain itu salah, kafir dan mengklaim bahwa pendapatnya yang paling benar. Ini jelas bukan suatu tindakan yang baik, karena kebenaran sejati hanyalah milik Allah semata. Benar menurut kita belum tentu benar menurut Allah.
Jadi, Islam sebenarnya berpotensi untuk berdamai, tetapi karena sekarang masih sibuk dengan masing-masing maka untuk sementara perdamaian itu masih tertunda.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

© Blogger Kejora, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena